CERPEN : S.I.D - SUNSET DI TANAH ANARKI

Gemuruh peluru rindu menemani setiap malamku, menantimu, menunggu kabar gerilyamu. Aku tau kau begitu membenci orang kulit putih itu, keluargamu dibantai mereka, hasil bumi di ambil paksa, kawan-kawanmu di perbudak mereka. Perjuanganmu, bukan hanya tentang dendam yang membara dan cinta yang besar untuk tanah kita.

Matahari telah turun di ufuk barat, sang dewi malam bersiap datang kala kau ucapkan perpisahan, pergi dengan janji untuk kembali. Paras tampanmu begitu gagah dengan baret coklat di kepalamu, menenteng senjata. Masih teringat senyuman sebelum kau balik badan dan hilang di gelap hutan, berkumpul dengan teman seperjuanganmu. Sejak saat itu, setiap malamku wewangi rindu selalu kuasai udara panas ditanah ini.

2 purnama sudah tak ada kabar darimu, kini aku yakin hatimu beku, darah dinginmu mendendam pada orang kulit putih itu, ragamu lelah terkuras emosi. Jatuhnya kerajaan Klungkung oleh belanda membuat aku semakin gelisah.

Tiba-tiba datang suratmu, kau dan bala tentara masih hidup di belantara hutan.

Aku ingin jadi malaikat,
Lalu-ku potong sayapku,
Agar bisa menemanimu di tanah ini.
Menikmati setiap perih
Membasuh setiap luka dengan air mata
Esok perang akan berakhir
Cinta akan terus abadi.
               

             Semoga esok kau benar datang dan membawa cinta yang kau janjikan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diam Terinjak, Terpenjara Dalam Gerak

Aku Masih Ingat

Sepasang Manusia