Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

Hilang

Sepi… Sendiri… Kesunyian menambah pesakitan ini.. Percayalah, aku tak ingin seperti ini.. Harapan hanya harapan.. Kosong…. Tak ada Api namun berasap... Tak ada cahaya,tapi meyilaukan.. hanya gelap.. Gumpita, lakasana angkasa luas yang mendung… Hujan tidak, mengerikan iya… Aku tersudut merasakan perih yang setiap detik bertambah pedih. Keajaiban hanya keajaiban… Menunggu, mati, hilang… Saat ini aku hanya ingin hilang… Atau tak pernah ada… Melenyapkan semua tentang diriku.. Menghilangkan semua tentang aku.. Aku berharap tak pernah ada, bisakah? Namun apakah harapan itu ada? Bukan kah manusia selalu  berharap? Apakah aku manusia?

Sepasang Manusia

tak perlu merayakan, karna tak ada kemenangan bagi kita. kita adalah sepasang manusia yg penuh ego mencari kebahagiaan sendiri-sendiri. lalu dengan bangganya kekalahan itu datang.. memohok telak di ulu hati. kita sepasang manusia yang kalah. mencari kesalahan diatas tangis. mencari kebahagiaan diluar batas. tak mampu menahan ego. lalu dengan bangganya memamerkan ke-egoisannya. kita sepasang manusia yang tak mampu bertahan. menikmati segala perih sendiri. ke-egoisan menjadi tameng utama. tak ada cinta yang sempat dipuja. tak ada lagi kata sayang yg tertuang. kita sepasang manusia yang lemah. hanya menanti siapa yg memilih pergi atau bersikeras bertahan. saling menunggu siapa yg ingin pamit terlebih dahulu. saling berharap siapa yg akan memohon bertekuk lutut meminta maaf untuk bertahan. kita hanya sepasang manusia. bukan malaikat atau dewa. lara dan bahagia bagian dari kita, manusia. kita hanya manusia biasa, yang saling tak kuasa, masih jauh dari kata sempurna. ...

Ketika malam begitu Tenang

Malam ini aku hanya bersama segelas teh hangat. Mendalami rindu yang kau anggap hiburan. Tak ada angin yg membawa rindu itu. Tak ada tetes-tetes air matamu. Malam ini begitu tenang. Bintang begitu terang. Bulan nampak senang. Tak perlu merayakan. Aku hanya kesepian. Tak butuh kehangatan. Aku hanya ingin pelukan. Kita pernah bermalam diatas awan. Menikmati segelas teh yg kau tuang. Kita membicarakan tentang kehidupan. Yang tak layak untuk diperdebatkan. Aku selalu suka caramu melihat dunia. Pandangan kita memang tak pernah sama. Bumi bulat atau datar hanya pandangan semata. Kenyataannya bumi dibawah kaki kita. Dia tak pernah marah atau curiga. Hanya merasa kecewa. Semua yg ada telah disia-siakan manusia. Terima kasih atas waktumu kala itu. Membuatku tau, Bahwa aku bukan lelaki yang tempat untuk berada disampingmu.

Buku, Hatimu.

kau adalah buku yang belum sempat aku baca. bahkan aku takut untuk membuka lembaranmu. aku jatuh cinta, dalam sinopsis yg kau berikan. namun disitu lah awal aku menarik diri. menawan, mempesona. aku takut tak mampu mengerti isi bukumu, hatimu. aku takut alurmu tak bisa aku ikuti. dalam diam kau berbicara. dalam hati kau meminta. aku hanya tak mau kau kecewa. aku bukan orang yg kau harapkan untuk memiliki bukumu, hatimu. dan kenyataannya, aku terlalu banyak mengecewakan. bagiku, jarak antara harapan dan kenyataan adalah kekecewaan. lembaran demi lembaran yang ada hanya memberikan luka tak ada airmata hanya ada perih yang tersisa kini kau adalah luka yang tertuang dilembar nostalgia dengan pena airmata kelabu kau memberi warna kini aku percaya, kecewa memang selalu ada didalam diri manusia.

Jatinegara

aku menulis ini kala kereta-kereta malam berangkat menuju tujuan akhirnya. suara deru mesin dan peluit panjangnya tak mampu membuat ku rindu. yang aku rindu adalah berada disalah satu kursi penumpang, disamping jendela. aku ingin kembali menikmati aroma-aroma malam didalam kereta. mengagumi panorama sawah yg megah. bersamamu, kita pernah searah. walau pandangan kita tak pernah sama. aku mengagumimu dengan segala kerendahan hatimu. percayalah, tulisan ini untukmu wanita yang aku sebut sebagai telaga warna dalam warna-warnimu aku tenggelam. kini aku tinggal didekat stasiun, cerita malam banyak terjadi disini banyak wanita bergicu tebal menanti rejekinya dimalam hari lelaki dengan dandanan wanita pun ikut mengais rejeki di pinggir jalan dekat stasiun. jangan salahkan mereka, tuntutan hidup menuntut mereka begitu. tempat tinggalku, tak terlalu buruk untuk tinggal. hanya suara-suara malam terkadang tak bersahabat. aku rindu berpergian seperti dulu, bersamamu. menjelajah w...

Hari Haru

hari hariku ku kini menjadi haru aku percaya ini semua salahku menyia-nyiakan mu aku sungguh mencintaimu tanya pada malaikat disampingmu seberapa banyak doa yang aku persembahkan untukmu dulu, saat aku masih mengejarmu merayumu setiap waktu sebelum ku terlelap tak pernah lupa aku sisakan waktuku mempuisikanmu entah kau baca saat itu atau pagi saat kau membuka ponselmu atau mungkin kau hapus pesanku sebagai pengganggu aku selalu mencintaimu tak pernah hilang ataupun berkurang saat kau luluh pada ku saat itu seluruh bahagiaku untukmu kau tau kelemahan ku, ku tau kekurangan mu kita satukan agar kuat menantang masa depan namun akhirnya kita menyerah pada keadaan yang tak pernah kita sangka kau mencari bahagiamu sendiri aku sibuk menemukan bahagiaku sendiri kini kita memilih bahagia kita masing-masing